Polisi Tembakkan Gas Air Mata di Sekitar Kampus Unisba dan Unpas, Anarko Disebut Dalang Kericuhan
News Ondong– Situasi sempat memanas di kawasan Jalan Tamansari, Kota Bandung, pada Sabtu malam ketika aparat TNI-Polri menembakkan gas air mata yang kemudian merembet ke area sekitar kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas). Polda Jawa Barat menegaskan, tindakan itu bukan ditujukan kepada mahasiswa, melainkan untuk meredam aksi kelompok yang disebut sebagai anarko.
Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Hendra Rochmawan, menjelaskan bahwa peristiwa bermula saat patroli skala besar gabungan TNI-Polri menemukan tanda-tanda adanya aksi provokasi di Jalan Tamansari. Aparat mendapati tumpukan batu, kayu, hingga sisa pembakaran ban yang diduga disiapkan untuk memblokade jalan.
“Pada saat yang sama, terlihat sekelompok orang berpakaian hitam. Diduga sebagian besar adalah kelompok anarko. Mereka menutup jalan dan membentuk blokade di Tamansari,” ungkap Hendra.
Skenario Memprovokasi Aparat
Menurut Hendra, kelompok tersebut tidak hanya menutup jalan, tetapi juga secara sistematis merancang skenario untuk memancing bentrok antara aparat dan mahasiswa. Dengan menekan aparat agar mundur ke arah kampus Unisba, mereka berharap muncul kesan bahwa petugas menyerang area kampus.
“Tujuannya jelas, agar tercipta narasi aparat menyerang mahasiswa. Namun petugas tidak terprovokasi. Kami tetap fokus melakukan penyisiran di sepanjang jalan,” tegasnya.
Bom Molotov Dilontarkan dari Area Kampus
Hendra mengungkapkan, kelompok anarko bahkan melemparkan bom molotov dari dalam area kampus Unisba ke arah tim patroli. Sasaran mereka adalah kendaraan patroli roda dua, mobil taktis, hingga personel Brimob yang tengah berjaga.
“Semua itu terekam dalam video kami. Terlihat jelas bagaimana bom molotov dilemparkan ke arah petugas,” kata Hendra.
Sebagai respons, aparat kemudian menembakkan gas air mata ke jalan raya. Namun, karena kondisi angin, gas itu terbawa hingga masuk ke area parkiran Unisba dan sekitarnya. Hal ini yang kemudian menimbulkan kesan bahwa kampus menjadi target serangan.
Klaim Hoaks dan Framing di Media Sosial
Lebih lanjut, Hendra menegaskan bahwa isu yang menyebut aparat masuk ke area kampus, membawa peluru karet, dan menembakkan gas air mata ke arah mahasiswa adalah informasi keliru.
Baca Juga: Wabup Talaud Sambangi RSUD Mala, Ini yang dilakukan
“Itu hoaks. Faktanya, jarak aparat sekitar 200 meter dari kampus Unisba. Tidak ada satu pun personel yang masuk ke area kampus, dan tembakan gas air mata diarahkan ke jalan raya, bukan ke kampus,” ujarnya.
Ia juga menyebut kelompok anarko sengaja membuat framing di media sosial untuk menciptakan sentimen negatif terhadap aparat. Dengan begitu, publik akan mempersepsikan seolah-olah mahasiswa yang menjadi korban tindakan represif, padahal yang terjadi adalah upaya petugas menghalau provokasi.
Upaya Menjaga Situasi Tetap Kondusif
Hendra memastikan bahwa aparat tetap mengedepankan langkah terukur dalam mengendalikan situasi. Ia menegaskan bahwa TNI-Polri tidak pernah berniat menyerang kampus ataupun mahasiswa.
“Mahasiswa adalah bagian dari generasi bangsa yang harus kita jaga. Justru yang kami hadapi adalah kelompok yang ingin menciptakan kekacauan dan memanfaatkan nama mahasiswa,” tutupnya.