Polisi Masuk Sekolah: Kasat Lantas Tanamkan Budaya Tertib Berlalu Lintas Sejak Dini di SMPN 1 Kotamobagu
News Ondong– Bunyi bel sekolah bukan hanya tanda dimulainya pelajaran, tetapi pagi itu juga menjadi penanda dimulainya sebuah misi penting: menanamkan budaya tertib berlalu lintas kepada generasi muda. Pada Senin (25/8/2025) yang cerah, halaman SMP Negeri 1 Kotamobagu tampak berbeda. Seragam putih-biru para siswa berpadu dengan seragam khaki lengkap Kepala Kesatuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polres Kotamobagu, IPTU Luster Simanjuntak, SH, yang didapuk sebagai Inspektur Upacara.
Kehadiran beliau bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari inisiatif “Police Go To School”—sebuah program yang menjembatani kepolisian dengan dunia pendidikan untuk membangun kesadaran hukum dan keselamatan sejak dini.
Upacara dengan Amanat yang Menyentuh Kehidupan Sehari-hari
Dalam amanatnya yang tegas namun penuh motivasi, IPTU Luster Simanjuntak tidak hanya berbicara tentang teori hukum yang kaku. Beliau menyelipkan pesan-pesan moral yang dalam, dimulai dari hal paling fundamental: menghormati guru dan orang tua.
Melampaui Lalu Lintas: Menciptakan Zona Aman dari Bullying
Baca Juga: Kementan Gelontor Bibit Pala untuk 300 Hektar Lahan di Sitaro Petani Bersorak
Yang menarik, pesan Kasat Lantas tidak berhenti di jalan raya. Beliau memperluas definisi ‘keamanan’ dengan mengajak seluruh elemen sekolah—baik siswa maupun guru—untuk bersinergi menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari perundungan (bullying).
“Keamanan itu menyeluruh. Kalian harus merasa aman di jalan, dan juga harus merasa aman di sekolah. Jangan jadi pelaku bullying, jangan jadi korban yang diam, dan jangan jadi penonton yang mendukung. Laporkan jika ada kejadian kepada guru atau pihak yang bisa dipercaya,” serunya. Pesan ini menunjukkan pendekatan polisi yang holistik, memahami bahwa seorang pelajar yang merasa tertekan di sekolah dapat membawa pengaruh pada konsentrasi dan keselamatannya di jalan.
Mengenal Rambu Lalu Lintas: Bahasa Hukum di Jalan Raya
Melalui penjelasannya, rambu-rambu yang sering dianggap sebagai sekadar gambar atau hiasan jalan itu menjadi hidup dan penuh makna. Dia menjelaskan perbedaan rambu larangan, perintah, peringatan, dan petunjuk dengan contoh yang mudah dipahami.
Program yang dihadiri oleh Kepala Sekolah, seluruh dewan guru, dan ratusan siswa-siswi ini mendapat sambutan yang sangat positif. Kepala Sekolah SMPN 1 Kotamobagu dalam sambutannya menyatakan apresiasi setinggi-tingginya kepada Polres Kotamobagu.