Penjarahan Rumah Sri Mulyani: Saksi Curiga Ada Pola, Aba-aba Kembang Api
News Ondong– Suasana dini hari di Bintaro mendadak mencekam ketika kediaman Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dijarah oleh sekelompok orang tak dikenal. Aksi penjarahan yang terjadi pada Minggu (31/8) dini hari itu menimbulkan kepanikan warga sekitar. Sejumlah saksi mata bahkan menilai, gerakan massa tersebut bukanlah spontanitas, melainkan terorganisir dengan pola tertentu.
Aba-aba Kembang Api Sebelum Massa Menyerbu
Seorang saksi mata yang meminta identitasnya dirahasiakan mengaku curiga dengan pola penjarahan tersebut. Menurutnya, massa sudah lebih dulu berkumpul di depan kompleks rumah Sri Mulyani sekitar pukul 00.30 WIB. Tak lama kemudian terdengar bunyi kembang api, yang diyakini sebagai isyarat penyerangan.
“Segera setelah bunyi kembang api, massa merangsek masuk ke dalam kompleks. Ada juga yang berteriak memberi komando agar jangan ada yang membawa motor ke dalam,” kata saksi tersebut.
Keterangan ini sejalan dengan pengakuan Jayadi, salah seorang warga. “Kami tak kuasa mencegah, jumlah mereka terlalu banyak,” ujarnya.
Dua Gelombang Penjarahan
Menurut Joko Sutrisno, staf pengamanan rumah Sri Mulyani, penjarahan dilakukan dalam dua gelombang. Gelombang pertama berlangsung sekitar pukul 01.00 WIB, sedangkan gelombang kedua terjadi sekitar pukul 03.00 WIB.
“Gelombang kedua yang paling mengerikan. Jumlahnya ratusan, bahkan mungkin seribuan orang,” tutur Joko.
Sementara itu, seorang warga yang hanya ingin disebut Renzi menguatkan pernyataan tersebut. Ia mengaku hanya bisa menyaksikan dari balik tirai rumahnya. “Saya tak berani keluar, terlalu banyak orang. Suasananya benar-benar menakutkan,” ucapnya.
Baca Juga: Muskot Pertina Medan Sukses Adol Frian Terpilih Secara Aklamasi
Para Pelaku Masih Sangat Muda
Hal lain yang mengejutkan adalah identitas para pelaku. Berdasarkan kesaksian beberapa warga, mayoritas penjarah berusia sangat muda. “Paling tua mungkin 25 tahun, kebanyakan masih remaja,” kata Ali, tetangga Sri Mulyani. Pernyataan ini juga dibenarkan oleh Jayadi.
Bahkan, menurut Renzi, sebagian massa datang sambil bernyanyi-nyanyi di tengah malam. Beberapa di antaranya terlihat membawa senjata tajam, dan ada saksi lain yang mengaku melihat penggunaan drone di sekitar lokasi.
Upaya Bertahan Warga dan Pengamanan
Ketika penjarahan berlangsung, Sri Mulyani sendiri tidak berada di rumah. Hanya ada Joko bersama satu keluarga kerabat yang segera diungsikan ke rumah tetangga.
“Saat itu kami hanya bisa menenangkan massa agar tidak sampai membakar rumah,” ujar Renzi.
Di depan rumah, hingga pagi harinya, masih tampak tumpukan barang-barang hasil jarahan yang belum sempat diangkut, mulai dari televisi, isi lemari, hingga perabot rumah tangga.
Kini, lokasi sudah dijaga ketat oleh personel TNI dengan jumlah lebih banyak dibanding sebelumnya. “Rumah Bu Sri ada di ujung jalan, jadi cukup rentan kalau massa masuk berbondong-bondong,” tambah Renzi.
Viral di Media Sosial
Kabar penjarahan ini awalnya menyebar lewat unggahan media sosial warga sekitar sekitar pukul 01.00 WIB. Video yang direkam Joko dan beberapa warga memperlihatkan situasi kacau saat massa membawa barang-barang dari rumah Sri Mulyani.